Sejarah Dinasti Song


Sejarah Dinasti Song (Tiongkok)

Dinasti Song, sebuah periode bersejarah yang berlangsung dari tahun 960 hingga 1279, menjadi salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Tiongkok. Dalam rentang kepemimpinannya, Dinasti Song mengalami berbagai transformasi sosial, ekonomi, dan budaya yang menciptakan fondasi bagi masa depan Tiongkok. Mari kita eksplorasi perjalanan dinasti ini, memahami periode kejayaannya, serta menelusuri peristiwa penting yang membentuk sejarahnya.

Awal Mula dan Pembentukan Dinasti Song (960–1127)

Dinasti Song berawal pada tahun 960 ketika Kaisar Taizu, yang memerintah hingga 976, berhasil menyatukan Tiongkok setelah mengakhiri periode Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Ia mendirikan pemerintahan pusat yang kuat di kota Kaifeng. Pemerintahan Taizu menciptakan stabilitas administrasi dengan mempromosikan sistem ujian pegawai sipil untuk menunjuk pejabat birokrat. Pada masa ini, Dinasti Song juga mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti pembuatan menara jam astronomi oleh insinyur Zhang Sixun.

Hubungan Diplomatik dan Perang dengan Tetangga (960–1279)

Selama pemerintahan Dinasti Song, hubungan diplomatik tumbuh dengan kerajaan di India, Mesir, Sriwijaya, Kekhanan Kara-Khanid di Asia Tengah, serta mitra dagang lainnya, termasuk Jepang. Namun, dinasti ini juga terlibat dalam peperangan dan hubungan diplomasi dengan Dinasti Liao di Timur Laut dan Dinasti Xia Barat di Barat Laut.


Dalam usahanya menumpas Dinasti Liao, Song menggunakan kekuatan militer, tetapi kampanye perang agresif Dinasti Liao menghasilkan perjanjian Shanyuan pada tahun 1005, di mana Tiongkok membayar upeti kepada Dinasti Liao. Meskipun pembayaran upeti tidak signifikan secara ekonomi, hal ini menciptakan ketidakpuasan di dalam negeri.

Dinasti Song juga berhasil memenangkan beberapa pertempuran dengan Dinasti Tangut pada awal abad ke-11. Namun, terjadi perang signifikan melawan Dinasti Lý di Vietnam pada tahun 1075–1077 dan konflik dengan Dinasti Jin di utara yang berujung pada penaklukan ibu kota Kaifeng pada tahun 1127. Peristiwa ini memaksa Dinasti Song untuk mundur ke selatan Sungai Yangtze dan mendirikan ibu kota baru di Lin'an (sekarang Hangzhou), menandai pembagian antara Song Utara dan Song Selatan.

Dinasti Song Selatan (1127–1279)

Meskipun melemah dan terdesak ke selatan, Dinasti Song Selatan berhasil meningkatkan ekonomi dan mempertahankan eksistensinya melawan Dinasti Jin. Pemerintahan Song Selatan mensponsori proyek-proyek besar seperti pembuatan kapal, perbaikan pelabuhan, dan pembangunan menara api untuk mendukung perdagangan maritim. Pada tahun 1132, Dinasti Song mendirikan angkatan laut permanen pertama Tiongkok di Dinghai.

Keberhasilan angkatan laut Song terlihat dalam Pertempuran Tangdao dan Pertempuran Caishi pada tahun 1161, di mana mereka menggunakan kapal perang dengan manjanik untuk meluncurkan bom mesiu. Walaupun jumlah tentara Song jauh lebih sedikit dari tentara Jin, mereka memenangkan kedua pertempuran tersebut dengan efektivitas bom mesiu dan serangan cepat.

Ancaman Mongol dan Runtuhnya Dinasti Song (1205–1279)

Pada awal abad ke-13, Dinasti Song menghadapi ancaman besar dari bangsa Mongol yang dipimpin oleh Jenghis Khan. Mongol menyerang Jin pada tahun 1205 dan 1209, dan pada tahun 1211, mereka melancarkan invasi besar-besaran. Jin dipaksa untuk tunduk dan membayar upeti kepada Mongol.

Namun, setelah Jin memindahkan ibu kotanya dari Beijing ke Kaifeng, Mongol menganggapnya sebagai pemberontakan. Di bawah kepemimpinan Ögedei Khan, Dinasti Jin dan Dinasti Xia Barat ditaklukkan oleh Mongol. Kubilai Khan, pemimpin Mongol selanjutnya, terus menyerang Dinasti Song.

Pertempuran sengit terjadi di seluruh wilayah, termasuk Pertempuran di Delta Sungai Mutiara pada tahun 1279. Meskipun Song memiliki angkatan laut yang kuat, Mongol menggunakan strategi dan keunggulan jumlah untuk memenangkan pertempuran tersebut. Pada akhirnya, Kubilai Khan berhasil menaklukkan Song Selatan, menandai akhir Dinasti Song dan puncak kejayaan Dinasti Yuan Mongol.

Warisan Dinasti Song

Dinasti Song meninggalkan warisan yang signifikan dalam sejarah Tiongkok. Pada masa pemerintahannya, Tiongkok mengalami kemajuan dalam bidang sastra, seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pengembangan prosa dan puisi mencapai puncaknya, seperti karya-karya penulis seperti Su Shi dan Li Qingzhao. Ilmuwan seperti Shen Kuo juga membuat kontribusi besar dalam bidang geologi, astronomi, dan teknologi.

Dinasti Song juga dikenal dengan pencapaian dalam perekonomian, terutama dengan berkembangnya perdagangan dan pertanian. Sistem ujian pegawai sipil, meskipun kontroversial, menciptakan kelas birokrasi yang terlatih dan stabil.

Meskipun akhirnya ditaklukkan oleh Mongol, Dinasti Song memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan budaya dan ekonomi Tiongkok di masa mendatang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel