Sejarah Kerajaan Mataram Kuno


Mengungkap Jejak Gemilang: Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Ketika kita memandang ke belakang ke dalam lembaran sejarah Nusantara, satu nama yang bersinar terang adalah Kerajaan Mataram Kuno. Dengan serangkaian kejayaan dan kepemimpinan yang mendalam, kerajaan ini memainkan peran penting dalam membentuk landasan sejarah Indonesia. Mari kita menyusuri jejaknya mulai dari awal hingga akhir.

Tahun Kelahiran: Fondasi Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno muncul pada abad ke-8 Masehi di Pulau Jawa. Nama besar ini tidak terlepas dari para pemimpin bijaknya yang berhasil menyatukan berbagai wilayah di sekitarnya. Pada saat itu, Pulau Jawa menjadi saksi bisu dari kelahiran sebuah kerajaan yang dipenuhi ambisi untuk mempersatukan dan menguatkan keberagaman budaya.

Para Pemimpin Agung: Nama-Nama Raja Mataram

Sejauh mata memandang, beberapa nama raja Mataram telah meninggalkan jejaknya dalam sejarah. Salah satu tokoh yang paling dihormati adalah Sri Sanjaya, seorang pemimpin yang bijak dan membangun dasar kuat bagi kejayaan Mataram dan Raja Samaratungga pemimpin dinasti Syailendra yang membangun Candi Borobudur. Berikut nama-nama Raja yang pernah memimpin Kerajaan Mataram Kuno:

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan/Dharmatungga (780-800 M)
4. Sri Maharaja Rakai Warak/Indra (Syailendra) (800-820 M)
5. Sri Maharaja Rakai Garung/Samaratungga (Dinasti Syailendra) (820-840 M)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan dan Maharatu Pramodawardani (840-856 M)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala (856-882 M)
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)
9. Sri Maharaja Rakai Watukara Dyah Balitung (898-915 M)
10. Raja Daksa (915-919 M)
11. Raja Tulodong (919-924 M)
12. Raja Sumba Dyah Wawa (924 M)

Masa Kejayaan: Puncak Kebesaran Mataram

Mataram mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi di bawah pemerintahan Raja Sanjaya (Dinasti Sanjaya) dan Raja Samaratungga (Dinasti Syailendra). Pada masa ini, Mataram menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan yang makmur. Kehidupan masyarakat berkembang pesat, dan seni serta sastra mekar dengan gemilang.


Tahun Runtuhnya: Sesaatnya Kejatuhan Mataram

Kemakmuran Mataram Kuno tidak berlangsung selamanya. Pada abad ke-10 Masehi, kerajaan ini mengalami penurunan kekuatan akibat serangan dari berbagai pihak. Pergolakan internal dan ancaman eksternal menyebabkan kejatuhan Mataram, dan pusat kekuasaannya berpindah ke Jawa Timur.

Peninggalan Bersejarah: Candi dan Prasasti

Meskipun Mataram Kuno telah runtuh, warisannya terus hidup melalui peninggalan bersejarah. Beberapa candi, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, adalah bukti megahnya kejayaan Mataram dalam seni arsitektur dan keagamaan. Selain itu, prasasti-prasasti yang ditemukan di sekitar wilayah bekas kerajaan memberikan wawasan tentang kehidupan sosial, ekonomi, dan politik pada masa itu. Selain Borobudur dan Prambanan, candi peninggalan mataram meliputi 12 candi yang telah ditemukan yaitu meliputi Candi Sewu, Candi Gedong Songo, Candi pawon, Candi Mendut, Candi Dieng, Candi kalasan, Candi Plaosan, Candi Sambisari, Candi Ngawen dan Candi Sojiwan.

Lokasi Saat Ini: Meretas Nama Mataram dalam Geografi

Meskipun Mataram Kuno telah runtuh, jejaknya masih hidup dalam geografi. Beberapa bekas situs dan peninggalan sejarah dapat ditemui di daerah-daerah seperti Yogyakarta dan Jawa Tengah. Masyarakat setempat dengan bangga menjaga warisan ini sebagai bagian integral dari sejarah mereka.

Kesimpulan

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno adalah perjalanan panjang dari kelahiran hingga kejayaan, dan akhirnya, kejatuhan. Dengan pemimpin-pemimpin yang hebat dan periode kemakmuran yang cemerlang, Mataram memberikan kontribusi berharga terhadap perkembangan Nusantara. Sementara jejaknya mungkin telah pudar, candi dan prasasti yang tersisa tetap menjadi saksi bisu dari kejayaan yang pernah ada. Cerita ini tetap hidup dalam ingatan kita sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel